Senin, 02 Maret 2009

Manusia

PEMBAHASAN MANUSIA

Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.

Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Yang menjadi pertanyaan adalah termasuk dalam golongan manakah Adam ? Apakah golongan fosil yang ditemukan tadi atau golongan yang lain ? Lalu bagaimanakah keterkaitannya ?

Sebagai manusia muslim, penulis meyakini ternyata fenomena tentang alam semesta dan manusia ini, semuanya itu telah dijawab dengan Al-Qur’an pada 14 abad yang lalu. Disini kita akan membahas siapa manusia itu dan dari mana ia berasal, untuk menyangkal pemikiran dari ilmuwan barat dengan teori evolusinya.

A. PENGERTIAN MANUSIA

Manusia adalah makhluk yang begitu sempurna. Disamping bentuk jasadnya yang begitu indah, manusia memiliki akal pikiran dan jiwa yang selalu ingin tahu dan berkembang. Manusia juga dapat memecahkan berbagai rahasia alam ini.

Sebagai manusia yang memiliki akal pikiran, kita harus tahu dan harus bisa mengungkap siapa diri kita, dari mana kita berasal, mau kemana kita setelah kehidupan ini, dan apa rahasia kita diciptakan.

B. ASAL USUL MANUSIA MENURUT ISLAM

Topik yang paling menarik untuk dibahas dari manusia itu adalah asal usulnya. Karena begitu banyak fenomena yang berkembang pada penciptaan manusia ini. Teori evolusi yang begitu mengakar pada pemikiran kita sebelum saat ini. Ternyata sudah dijelaskan pada Al-Qur’an 14 abad yang lalu. Hanya saja kita terlalu lalai pada permasalahan besar ini.

Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur'an adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.

"Kitab (Al Qur'an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib....." (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)

Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur'an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.

1. Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)

Di dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya, yang artinya :

"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)

Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalam surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :

"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)

2. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya, yang artinya :

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)

Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa' ayat 1 yaitu, yang artinya:

"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa' (4) : 1)

Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :

"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)

Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.

3. Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)

Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur'an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.

Di dalam Al Qur'an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya, yang artinya :

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu'minuun (23) : 12-14).

Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :

"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)

Ungkapan ilmiah dari Al Qur'an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur'an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).

Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur'an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur'an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur'an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Qur'an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."

Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur'an, yang artinya :

"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).

Jadi, jelas bagi kita untuk memahami Allah sebagai pencipta manusia. Teori evolusi yang berkembang sampai sekarang ini di kalangan barat lambat laun akan punah. Penyangkalan itu telah dipublikkan oleh Harun Yahya dalam bukunya Manusia dan Alam Semesta. Dan juga para ilmuwan sudah banyak mengkaji Al-Qur’an sebagai Referensi yang akurat dan tepat.

Manusia Dan Pandangan Hidup

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

A. LATAR BELAKANG

Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah “Akal dan Budi” atau lazimnya disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain.

Disisi lain akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa, dan rasa pada manusia yakni sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi kebutuhan / hajat hidupnya. Baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup. Jadi pada hakikatnya, kebudayaan dan pandangan terhadap hidup ini tidak lain adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.

Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada beberapa faktor penting yang harus menjadikan manusia sebagai makhluk yang berakal, yakni :

1. Pandangan Hidup

Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.

Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.

Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.

Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.

Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :

  1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
  2. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
  3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
  4. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
  5. Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.

Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.

Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.

Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.

2. Cita-Cita

Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.

Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.

Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.

Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.

Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.

Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :

- Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.

- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.

- Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.

3. Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :

  1. Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.

  1. Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.

  1. Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.

Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.

Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.

4. Sikap Hidup

Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Atau apakah kita mempunyai sikap yang apatis?.

Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.

Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.

Ada tujuh sikap etis, yaitu :

- sikap lincah - sikap arif

- sikap rendah hati - sikap berani

- sikap tenang - sikap halus

- dan sikap bangga

Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu :

- sikap kaku - sikap takut

- sikap gugup - sikap kasar

- sikap angkuh - sikap dan sikap rendah diri

Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.

B. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawaciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.

Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.

Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.

Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.

Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “ sesuatu dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah “ Agama dan Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hadistnya : Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal.

Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya, dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat-236 yang artinya :

Tidak ada paksaan untuk memasuki sesuatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan jalan (agama) yang salah.

Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.

Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya. Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama sampai diakhir nanti.

Firman Allah SWT :

Yang artinya :

“ Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat ; didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula apa yang kamu minta.” (QS.Fushilat : 31).

Alam Semesta Dan Tata Surya

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA & TATA SURYA

ﺑﺩ ﻳﻊ ﺍﻟﺳﻣﻭﺕ ﻭﺍﻻﺭﺽۗ

ﻭﺍﺫﺍﻗﺿﻰ ﺍﻣﺭﺍﻓﺎﻧﻣﺎ ﻳﻗﻭﻝﻟﻪ ﻛﻥ ﻓﻳﻛﻭﻥ

Artinya:

Allah” Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya, “Jadilah!” Lalu jadilah ia. (Surat Al-Baqarah: 117).

Pertanyaan tentang bagaimana alam semesta berasal, ke mana bergeraknya, dan bagaimana hukum-hukum mempertahankan keteraturan dan keseimbangan selalu menjadi topik yang menarik. Para ilmuwan dan pakar membahas subyek ini dengan tiada henti dan telah menghasilkan beberapa teori.

A. Menurut Ilmu Pengetahuan

Teori yang berlaku sampai awal abad ke-20 yaitu bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tidak terbatas, ada tanpa awal, dan bahwa terus ada untuk selama-lamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut ‘model alam semesta statis’, alam semesta tidak mempunyai awal ataupun akhir.

Dengan mengacu filsafat materialis, pandangan ini menolak adanya Pencipta seraya masih berpendapat bahwa alam semesta merupakan sekumpulan zat yang konstan, stabil, dan tidak berubah.

Materialisme ialah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu merupakan suatu makhluk yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali keberadaan zat. Dengan berakar pada filsafat Yunani Kuno dan semakin diterimanya materialisme ini di abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam bentuk materialisme dialektis Karl Marx.

Seperti yang telah kita nyatakan tadi, model alam semesta abad ke-19 menyiapkan landasan bagi filsafat materialis, George Politzer menyatakan bahwa alam semesta tidak terbuat dari sesuatu yang tidak ada, ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19 tersebut, dan mengira bahwa ia berpandangan ilmiah. Dan katanya lagi bahwa : "alam semesta bukan merupakan obyek yang diciptakan".

Namun begitu, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memutar balikkan konsep-konsep lama seperti model alam semesta statis yang menjadi dasar bagi ilmuwan yang menganut materialisme. Kini, di awal abad ke-21, dengan eksperimen, observasi dan perhitungan, fisika modern telah membuktikan bahwa alam semesta memiliki suatu awal dan diciptakan dari ketiadaan melalui ledakan dahsyat.

Bahwa alam semesta memiliki suatu awal. Jika ciptaan itu ada (yang sebelumnya tidak ada), maka tentu saja ada Pencipta alam semesta. Ada dari tiada ialah sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh benak manusia. (Manusia tidak dapat memahaminya karena tidak berkesempatan untuk mengalaminya). Karena itu, ada dari tiada itu sama sekali bukan pengumpulan obyek-obyek untuk membentuk obyek baru sekaligus, seperti karya seni atau penemuan teknologi.

Munculnya alam semesta dari tiada menjadi ada tersebut merupakan bukti terbesar diciptakannya alam semesta. Mempelajari fakta ini akan mengubah banyak hal. Ini membantu manusia memahami arti kehidupan dan memperbaiki sikap dan tujuannya. Karena itu, banyak kalangan ilmuwan berupaya mengabaikan fakta penciptaan yang tidak dapat mereka pahami sepenuhnya, meskipun buktinya jelas bagi mereka. Kenyataan bahwa semua bukti ilmiah mengarah pada keberadaan Pencipta telah memaksa mereka untuk mencari alternatif-alternatif yang bagi alam pikiran orang awam membingungkan. Meskipun demikian, bukti ilmu pengetahuan sendiri jelas-jelas mengakhiri perjalanan teori-teori ini.

Ada beberapa teori yang muncul untuk membantah teori model alam semesta statis yang mengatakan bahwa alam semesta merupakan sekumpulan zat yang konstan, stabil, dan tidak berubah.

Meluasnya Alam Semesta

Di tahun 1929, di Observatorium California Mount Wilson, Astronom berkebangsaan Amerika Edwin Hubble menghadirkan salah satu penemuan terbesar dalam sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia dapati bahwa cahaya dari bintang-bintang itu berubah ujung spektrumnya menjadi merah dan bahwa perubahan ini lebih memperjelas bahwa itu bintang-bintang yang menjauh dari bumi. Penemuan ini berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan, karena menurut aturan ilmu fisika yang sudah diakui, spektrum cahaya berkedip-kedip yang bergerak mendekati tempat observasi tersebut cenderung mendekati warna lembayung, sedangkan spektrum cahaya berkerlap-kerlip yang menjauh dari tempat observasi itu cenderung mendekati warna merah. Artinya, bintang-bintang itu menjauh dari kita secara tetap.

Lama sebelumnya, Hubble menemukan penemuan lain yang sangat penting: Bintang dan galaksi bergerak menjauh bukan hanya dari kita, tetapi juga saling menjauh. Satu-satunya kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu alam semesta di mana semua bintang dan galaksi menjauh dari bintang dan galaksi lain adalah bahwa alam semesta ‘bertambah luas’ secara tetap.

Untuk lebih memahaminya, alam semesta dapat dianggap sebagai permukaan balon yang meledak. Karena bagian-bagian di permukaan balon ini saling memisah sebagai akibat dari pemompaan atau penggelembungan, hal ini berlaku juga untuk obyek-obyek di ruang angkasa yang saling memisah sebagai akibat dari terus bertambah luasnya alam semesta.

Sebenarnya, teori ini telah ditemukan jauh sebelumnya. Albert Einstein, yang dianggap merupakan ilmuwan terbesar abad 20, telah menyimpulkan dalam teori fisikanya setelah melalui perhitungan yang cermat bahwa alam semesta itu dinamis dan tidak statis. Namun bagaimanapun, ia telah meletakkan penemuannya bukan untuk bertentangan dengan teori model alam semesta statis yang sudah diakui luas di zamannya. Einsten kemudian mengidentifikasi tindakannya itu sebagai kesalahan terbesar sepanjang karir keilmuwanannya. Sesudah itu, menjadi jelas melalui pengamatan Hubbles bahwa alam semesta bertambah luas.

Jadi, apa yang penting dari fakta bahwa alam semesta bertambah luas terhadap proses terjadinya alam semesta?

Alam semesta yang bertambah luas itu menunjukkan bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur dalam hal waktu, maka alam semesta terbukti berasal dari ‘titik tunggal’. Perhitungan menunjukkan bahwa titik tunggal ini yang mengandung pengertian semua zat atau materi yang ada di alam semesta mempunyai ‘volume nol’ dan ‘kerapatan yang tak terbatas’. Alam semesta terjadi karena adanya ledakan dari titik tunggal yang bervolume nol ini. Ledakan yang luar biasa dahsyatnya yang disebut “Ledakan Dahsyat” ini menandai awal dimulainya alam semesta.

Semua bukti ini mengarahkan kita ke suatu kesimpulan bahwa alam semesta berjalan dengan “kesadaran” (consciousness) tertentu. Lantas, apa sumber kesadaran ini? Tentu saja bukan makhluk-makhluk yang terdapat di dalamnya. Tidak ada satu pun yang menjaga keserasian tatanan ini. Keberadaan dan keagungan Allah mengungkap sendiri melalui bukti-bukti yang tak terhitung di alam semesta. Sebenarnya, tidak ada satu orang pun di bumi ini yang tidak akan menerima kenyataan bukti ini dalam hati sanubarinya. Sekalipun demikian, mereka masih mengingkarinya.

Prof. George Abel dari Universitas California menyatakan juga bahwa bukti mutaakhir yang tersedia menunjukkan bahwa alam semesta dimulai milyaran tahun silam dengan Ledakan Dahsyat. Ia mengakui tidak ada pilihan lain kecuali menerima teori Ledakan Dahsyat itu.

B. Menurut Al-Qur’an

Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkapkan dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam Al Quran empat belas abad yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran adalah salah satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah sebagai Pencipta alam semesta ini.

ﺳﻧﺭ ﻳﻬﻡ ﺍﻳﺗﻧﺎ ﻓﻰ ﺍﻻﻓﺎﻕ ﻭﻓﻲ ﺍﻧﻓﺳﻬﻡ ﺣﺗﻰ ﻳﺗﺑﻳﻥ ﻟﻬﻡ ﺍﻧﻪﺍﻟﺣﻕۗ ﺍﻭﻟﻡ ﻳﻛﻑ ﺑﺭﺑﻙ

ﺍﻧﻪ ﻋﻟﻰ ﻛﻝ ﺷﻲﺀ ﺷﻬﻳﺩ ﴿ﺳﻭﺭﺓ ﻓﺻﻟﺕ:۵۳ ﴾

Artinya :

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”

(QS. Fushshilaat : 53)

Banyak informasi yang ada dalam Al Quran ini sesuai dengan yang ada di dunia eksternal. Allah-lah yang telah menciptakan alam semesta dan karenanya memiliki pengetahuan mengenai semua itu. Allah juga yang telah menurunkan Al Quran. Bagi orang-orang beriman yang teliti, sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan analisis dalam Al Quran yang dapat mereka lihat dan pelajari.

Ada Beberapa bukti dalam Al-Qur’an yang disampaikan Allah pada 14 abad yang lalu untuk mendukung dan membuktikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Bahwa Allah-lah yang menciptakan alam semesta ini, yakni:

Bukti Pertama :

ﻭ ﻫﻭﺍﻟﺫﻱ ﺧﻟﻕ ﺍﻟﺳﻣﻭﺕ ﻭﺍﻻﺭﺽ ﺑﺎ ﻟﺣﻕۗ ﻭﻳﻭﻡ ﻳﻗﻭﻝ ﻛﻥ ﻓﻳﻛﻭﻥ ۚ ﻗﻭﻟﻪ ﺍﻟﺣﻕۗ

Artinya :

“Dialah (Allah) Yang menciptakan langit dan bumi dengan sebenarnya; tatkala Ia berfirman, “Jadilah!” maka ia pun jadi. Firman-Nya adalah kebenaran”.

(Surat al-An’aam : 73)

Bukti Kedua :

ﺍﻟﺫﻱ ﺧﻟﻕ ﺳﺑﻊ ﺳﻣﻭﺕ ﻁﺑﺎﻗﺎ ۗ ﻣﺎ ﺗﺭﻯ ﻓﻲ ﺧﻟﻕﺍﻟﺭﺣﻣﻥ ﻣﻥ ﺗﻓﻭﺕ ۗ ﻓﺎﺭﺟﻊﺍﻟﺑﺻﺭۙ ﻫﻝ ﺗﺭﻯ ﻣﻥ ﻓﻁﻭﺭ ﴿٣﴾

ﺛﻡ ﺍﺭﺟﻊ ﺍﻟﺑﺻﺭ ﻛﺭﺗﻳﻥ ﻳﻧﻗﻟﺏ ﺍﻟﻳﻙ ﺍﻟﺑﺻﺭ ﺧﺎﺳـﺎ ﻭﻫﻭ ﺣﺳﻳﺭ﴿٤﴾

Artinya :

Dia (Allah) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis; tak akan kau lihat ketidakseimbangan dalam ciptaan (Allah) Yang Maha Pemurah. Balikkanlah pandanganmu sekali lagi, tampakkah olehmu ada yang cacat? Lalu ulanglah pandanganmu sekali lagi; pandanganmu akan berbalik kepadamu, letih dan membingungkan“. (Surat al-Mulk : 3 - 4)

Bukti Ketiga :

ﻭﺟﻌﻟﻧﺎ ﻓﻰﺍﻻﺭﺽ ﺭﻭﺍﺳﻲ ﺍﻥ ﺗﻣﻳﺩ ﺑﻬﻡۖ ﻭﺟﻌﻟﻧﺎ ﻓﻳﻬﺎ ﻓﺟﺎﺟﺎ ﺳﺑﻼ ﻟﻌﻟﻬﻡ ﻳﻬﺗﺩﻭﻥ ﴿۳۱﴾

Artinya :

Dan Kami jadikan di atas bumi ini gunung-gunung yang kokoh, supaya bumi tidak bergoyang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) jalan jalan yang luas di antaranya, supaya mereka mendapat petunjuk. (Surat al-Anbiyaa : 31)

Bukti Keempat :

ﻭﺍﻟﺳﻣﺎﺀ ﺑﻧﻳﻧﻬﺎ ﺑﺎﻳﺩ ﻭﺍﻧﺎﻟﻣﻭﺳﻌﻭﻥ ﴿٤٧﴾

Artinya :

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya

Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Adz-Dzariyaat : 47)

Bukti Kelima :

ﺧﻟﻕﺍﻟﺳﻭﺕ ﺑﻐﻳﺭﻋﻣﺩ ﺗﺭﻭﻧﻬﺎ ﻭﺍﻟﻗﻰ ﻓﻰﺍﻻﺭﺽ ﺭﻭﺍﺳﻲﺍﻥ ﺗﻣﻳﺩ ﺑﻛﻡ ﻭﺑﺙ ﻓﻳﻬﺎ ﻣﻥﻛﻝ ﺩﺍﺑﺔۗ

Artinya :

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang dapat kau lihat; Dia memancangkan di atas bumi gunung-gunung supaya tidak menggoyangkan kamu; dan Dia menebarkan di dalamnya binatang-binatang dari segala jenis. (Surat Luqman : 10)

Cukuplah bagi kita untuk meneliti dari bahan-bahan kajian yang di ungkapkan Al-Qur’an dari beberapa bukti diatas. Dan jelas bagi kita untuk meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan alam semesta ini dengan segala keteraturannya.

Ledakan Dahsyat (Big Bang)

ﺍﻭﻟﻡ ﻳﺭﺍﻟﺫﻳﻥ ﻛﻓﺭﻭﺁ ﺍﻥﺍﻟﺳﻣﻭﺕﻭﺍﻻﺭﺽ ﻛﺎﻧﺗﺎ ﺭﺗﻗﺎ ﻓﻓﺗﻗﻧﻬﻣﺎ ۗ ﻭﺟﻌﻟﻧﺎ ﻣﻥﺍﻟﻣﺎﺀ

ﻛﻝ ﺳﻲﺀ ﺣﻲۗ ﺍﻓﻼ ﻳﻭﻣﻧﻭﻥ ﴿٣٠﴾

Artinya :

Tidakkah orang-orang kafir mengerti bahwa langit dan bumi semula berpadu (sebagai satu kesatuan dalam penciptaan), lalu keduanya Kami pisahkan? Dari air Kami jadikan segalanya hidup. Tidakkah mereka mau beriman juga? (Surat al-Anbiyaa : 30)

Seperti yang dinyatakan dalam ayat tersebut, apa saja, bahkan di ‘langit dan bumi’ yang belum tercipta sekalipun, diciptakan dengan suatu Ledakan Dahsyat dari suatu titik tunggal, dan membentuk alam semesta yang sekarang ini dengan saling terpisah.

“Jika kita bandingkan pernyataan ayat itu dengan teori Ledakan Dahsyat, maka kita mengetahui bahwa ayat itu sepenuhnya cocok dengan teori tersebut. Namun, baru pada abad ke-20, Ledakan Dahsyat dikemukakan sebagai teori ilmiah”.

Proses penciptaan alam semesta, yang disebutkan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dengan Teori Ledakan Dahsyat tersebut, telah Allah firmankan dalam Al-Qur’an 14 abad yang lalu. Dimana ketika itu manusia masih memiliki pengetahuan yang amat terbatas tentang alam semesta:

Satu ungkapan yang bisa bergetar dalam bibir ini, yakni : “ALLAHU AKBAR”

Ilmu Jiwa Anak

“ PENGARUH TELEVISI TERHADAP MORAL ANAK “

Menurut kita, bahwa televisi sekarang ini telah membawa banyak dampak yang begitu berpengaruh kepada kita semua. Baik muda maupun tua. Adakalanya kita berpikir bahwa televisi itu hanya sekedar media informasi dan hiburan, tetapi kita jangan lupa, setiap acara yang ditayangkan memiliki pesan dan makna dari acara yang ditampilkan.

Kita tidak bisa menafikan, bahwa televisi juga bisa mempengaruhi kehidupan moral anak zaman sekarang ini. Anak-anak cenderung meniru apa-apa yang mereka lihat dari televisi itu. Ada pesan-pesan yang mereka tangkap dengan imajinasi mereka. Mereka cenderung lebih menyikapi keadaan-keadaan yang disampaikan dari acara televisi itu.

Salah satu kasus yang terjadi pada zaman sekarang ini, banyak kita lihat dampak televisi terhadap moral anak. Salah satu contohnya, kita lihat bahwa anak-anak sekarang ini selalu melihat trendi cara berpakaian dan bergaul dari para artis-artis yang mereka kagumi dari televisi.

Mereka lebih berimajinasi dengan pikiran mereka tentang kehidupan ini. Bagaimana kondisi-kondisi suatu acara televisi mereka ikuti dan mereka populerkan dengan imajinasi mereka, dan mereka kembangkan dalam bayangan angan mereka dengan ekspresi.

Seperti dari mode pakaian hingga assesoris gaya, selalu mereka tangkap pesan dari suatu acara televisi. Mereka lebih cenderung mengungkapkan ekspresi mereka dengan imajinasi mereka. Ironisnya, bahkan mereka tidak memperdulikan adab dan kebiasaan norma yang ada.

Ada juga kasus moral anak yang menjadi penakut disebabkan terlalu berimajinasi dari tontonan film horror di televisi.

Bisa kita bayangkan, begitu besar pengaruh televisi terhadap moral anak.

ANALISIS KASUS

Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat digemari hampir disegala jenjang usia, baik oleh anak-anak remaja maupun orang dewasa sekalipun. Menonton acara televisi sebenarnya sangat baik bagi anak-anak, remaja dan orang dewasa, dengan catatan apabila menonton televisi tersebut tidak berlebihan, acara yang ditonton sesuai dengan usia, dan bagi anak-anak adanya kontrol/pengawasan dari orang tua. Namun kenyataan yang terjadi, banyak dari anak-anak menonton acara yang seharusnya belum pantas untuk ia saksikan serta kebiasaan menonton televisi telah menjadi kebiasaan yang berlebihan tanpa diikuti dengan sikap yang kreatif, bahkan bisa menyebabkan anak bersikap pasif.

Bagi anak-anak, kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan menurunnya minat baca anak-anak terhadap buku, serta masih banyak lagi dampak negatif lainnya jika dibandingkan dampak positifnya yang hanya sedikit sekali. Anak-anak cenderung lebih senang berlama-lama didepan televisi dibandingan harus belajar, atau membaca buku.

Jika kita melihat acara-acara yang disajikan oleh stasiun televisi, banyak acara yang disajikan tidak mendidik malahan bisa dikatakan berbahaya bagi anak-anak untuk di tonton. Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura (mementingkan duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang akan menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari hal ini, mengingat betapa besarnya akibat dari menonton televisi yang berlebihan.

Dibawah ini dicantumkan data mengenai fakta tentang pertelevisian Indonesia :

1. tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 – 1.820

jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari 1.000jam/tahun.

2. 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak mengandung adegan

kekerasa, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka.

3. saat ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu

padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168 jam.

4. 40 % waktu tayang diisi iklan yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas

rata-rata dunia 561 iklan/minggu.

Berdasarkan penjabaran diatas, bisa dibayangkan apabila anak-anak yang merupakan aset-aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini serta yang akan memajukan bangsa ini, sejak kecil telah terbiasa dengan hal yang tidak bermanfaat, maka negara yang sudah tertinggal dan terpuruk ini akan semakin terpuruk dan tertinggal dan akhirnya akan menjadi negara yang akan di lecehkan oleh negara lain. Inilah fakta yang bukan hanya untuk kita perhatikan tetapi perlu dilakukan tindakan nyata untuk mengantisipasinya. Yang pastinya diperlukan satu-kesatuan tekad dalam setiap diri orang tua dan anggota masyarakat untuk bisa mengatisipasi dampak yang akan terjadi serta bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi terhadap acara-acara yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi.

Jika kita kaji lebih jauh, dampak negatif dari menonton televisi berlebihan yaitu:

a. Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu

membedakan antara realitas dan khayalan

b. Berprilaku konsumtif karena rayuan iklan

c. Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia

individualis dan sendiri

d. Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada

pilihan lain

e. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) kaena kurang berkreativitas

dan berolahraga

f. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan

bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang

cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masing-masing

g. Matang secara seksual lebih cepat dengan adegan seks yang sering dilihat

menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditamah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semakin menjerumuskan anak.

Mungkin kita beranggapan dampak televisi tidaklah begitu teralu besar bagi anak-anak, malahan orang tua hanya melarang anak-anaknya untuk tidak menonton film yang berbau pornoaksi, dan membiarkan mereka menonton film yang biasa-biasa saja atau memang film anak-anak, namun sebenarnya film anak-anak yang di tonton oleh anak-anak pun tidak menutup kemungkinan bisa berdampak negatif bagi anak itu sendiri.

Sekarang seteleh mengetahui begitu besar dampak televisi bagi anak sudah sepatutunya setiap orang tua membatasi waktu menonton dan mengawasi serta menseleksi acara-acara apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk di tonton oleh anak-anak.

Dari fenomena kasus diatas, kita bisa menganalisa dari segi teori belajar sosial. Bahwa semua fenomena yang disebabkan oleh televisi, memang cukup berpengaruh. Semua itu bisa terjadi bila dalam kehidupan sosial, anak-anak sekarang ini tidak terlalu mengambil referensi kepada pemikiran-pemikiran orang-orang terdahulu. Ataupun mereka menafikan ajaran-ajaran yang mereka dapat dari kehidupan sosial mereka baik disekolah maupun dari lingkungan mereka sendiri.

Anak-anak sekarang ini lebih cenderung berimajinasi dengan bayangan pikiran mereka. Mereka melihat kehidupan dengan zaman yang mereka hadapi. Karena zaman kini adalah zamannya teknologi, jadi wajar saja mereka menjadi sasaran media massa.

Masa remaja adalah masa transisi dan secara sosial mereka lebih cenderung membandingkan lingkungan mereka dengan lingkungan diluar. Bila keadaan lingkungan mereka bertentangan dengan lingkungan luar yang mereka saksikan, maka semua itu bisa menjadi anomi (keadaan tanpa norma atau hukum) dikalangan anak remaja. Mereka bingung dan dalam keadaaan inilah mereka lebih suka berimajinasi dengan ekspresi untuk mengisi kebingungan mereka. Dan inilah yang memberi kesempatan dan peluang kepada penyimpangan dan pelanggaran akibat salah berimajinasi.

Kita paparkan tadi, bahwa setiap acara televisi pasti menitipkan informasi dan pesan kepada setiap yang menyaksikannya. Jadi intinya disini, informasi-informasi dan pesan-pesan yang dibawa suatu acara televisi tersebut haruslah ditelaah dan difilter dahulu sebelum mengikutinya. Karena pemikiran-pemikiran anak remaja sekarang ini lebih kompleks dan problematis, maka adakalanya mereka benar dan adakalanya mereka salah menurut tata nilai norma yang ada.

Menurut Drs. Zulkarnaen Nst. M.Sc ( Staf pengajar UI ) dalam artikelnya “Remaja dalam prospek perubahan sosial”, menjelaskan bahwa anak remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, ditandai beberapa ciri.

- Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri.

- Kedua, Kemampuan melepaskan diri dari ketergantungan orang tua.

- Ketiga, Kebutuhan memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja.

Jadi, dengan ciri-ciri ini menyebabkan kecenderungan remaja melahap begitu saja arus informasi yang serasi dengan selera dan keinginan mereka. Dia juga mengamati bahwa para orang tua-orang tua yang tadinya berfungsi sebagai penapis informasi atau pemberi rekomendasi terhadap pesan-pesan yang diterima kini tidak berfungsi lagi seperti sediakala.

Kita mungkin sangat sependapat dengan Zulkarnaen Nst. Bahwa orang tua lah yang mempunyai peranan yang sangat penting. Kita lihat saja, anak-anak remaja sekarang terlalu bebas berekspresi. Orang tua hanya diam membisu melawan pemikiran mereka. Anak sekarang cukup bisa menjawab bila mereka ditegur oleh orang tua masing-masing dengan ungkapan. “ zaman sekarang beda dengan zaman ibu dulu “.

Ungkapan itulah senjata mereka. Tetapi orang tua sekarang tidak cukup pintar menanggapi hal itu. Ironisnya, malah para orang tua pula yang terikut dengan omongan anak kesayangannya itu.

Jiwa anak-anak sekarang sudah banyak disusupi pemikiran-pemikiran bebas. Semua itu dipengaruhi dari informasi dan pesan-pesan yang ada ditelevisi. Dari televisi inilah mereka mengambil perbandingan dengan kehidupan dilingkungan mereka.

Dari kasus ini, yang paling banyak mempengaruhi tatanan nilai adalah tatanan nilai moral dan norma/kebudayaan. Banyak kebudayaan baru yang tercipta dari anak-anak muda sekarang. Norma-norma mereka pun banyak menyimpang dari kebiasaan selama ini.

Salah satu contohnya, dari cara berpakaian. Anak-anak sekarang ini lebih mengekspresikan gaya mereka dengan trendi masa kini yang mereka lihat dari tayangan suatu acara televisi.

Contoh lainnya, ada juga kasus dari moral anak yang jadi penakut, itu disebabkan terlalu menyelami tontonan film-film horror dengan imajinasi mereka yang berasal dari televisi.

Dan yang lebih parah lagi, kehidupan sosial dalam bergaul anak muda sekarang ini lebih banyak berubah dari yang ada dilingkungan mereka sendiri. Cara bergaul yang dipopulerkan acara sinetron di televisi lebih banyak ditangkap dan di aplikasikan kepada kehidupan mereka ( dengan istilah “GAUL” ).

Semua itu kembali kepada individu masing-masing. Bila mereka menyikapinya dengan pikiran luas dan tidak terlalu terbawa kepada zaman, maka semua itu bisa tidak akan terjadi.

Karena zaman sekarang adalah zaman teknologi, maka kita harus lebih waspada dalam mengontrol anak-anak. Bak kata pepatah : Anak bagaikan kertas putih, mau jadi apa anak itu, mau seperti apa anak itu, tergantung cara orang tua mendidiknya”.

Kita harus menyikapi kehidupan ini dengan bijak. Seperti kata mutiara yang dilontarkan oleh R. Al-Farisi dalam blogger artikelnya Menanggapi KehidupanZaman sudah berubah, Ilmu kita pun harus bertambah untuk menghadapi perubahan itu”.

Dari makna kata mutiara diatas, jelas bagi kita untuk selalu menimba ilmu untuk mengahadapi setiap perubahan itu. Peran orang tua yang belum maksimal kini harus lebih proaktif dalam menyaring setiap informasi dan pesan-pesan yang disampaikan oleh sebuah tayangan televisi yang ditonton anak-anak.

Orang tua harus mampu memfilter perilaku kehidupan sosial anaknya. Baik cara bergaul maupun bermasyarakat. Moral anak yang begitu rentan, harus dibina melalui jalur-jalur pendidikan. Baik pendidikan dari sekolah maupun pendidikan yang orang tua berikan.

HASIL WAWANCARA

Dari kasus yang kita bahas tadi, kami ingin menampilkan hasil dari wawancara kami dengan Pak Faris dan Bu Lia. Pak Faris dan Bu Lia adalah suami istri yang bermukim di jalan jaya mukti. Disini Pak Faris dan Bu Lia memiliki satu opini dengan apa yang sering terjadi pada anak-anak zaman sekarang ini.

Penulis : Pak… Bu… Gimana kabarnya hari ini…?

(Dengan serentak Pak Faris dan Bu Lia menjawab “ Alhamdulillah.. Baik “)

Penulis : Kami sedikit ingin bertanya tentang pengaruh televisi terhadap moral

anak-anak zaman sekarang bu… pak…..bolehkan pak…?

Pak Faris : Oh… Begitu…. Boleh…( Pak Faris sambil tersenyum)

Penulis : Pak Faris…! Bagaimana peranan televisi menurut bapak..?

Pak Faris : Kalo pendapat saya sih, yaaaa… cukup penting. Selain untuk hiburan

juga kita bisa menambah pengetahuan, seperti berita, dan acara-acara

peneguh iman.

Penulis : Kalo, untuk anak-anak gimana pak..?

Pak Faris : ya… boleh-boleh saja, yang penting kita orang tua harus bisa mengontrol

saja.

Penulis : emangnya kenapa pak bila orang tua tidak mengontrol dan apa

pengaruhnya..?

Pak Faris : kalo tidak kita control, bisa saja mereka menonton segala apa yang ada di

tv. Dan mereka meniru langsung apa yang ada di acara tv itu.

Penulis : salah satu contohnya apa pak..?

Pak Faris : Ya… Seperti film sinetron..! seperti yang kita lihat saja acara sinetron

anak muda sekarang.. ada adegan berpelukan dan ciuman, itu sudah

dianggap biasa buat anak zaman sekarang.

Bu Lia : Apalagi seperti cara pemain sinetron sekarang berpakaian, kalo anak-

anak ya… mau nya ngikutin trendi zaman sekarang saja. Jadi jelas

menonton acara tv pun harus kita control. (celetuk Bu Lia )

Penulis : bapak dan ibu setuju bila dikatakan tv itu banyak mempengaruhi moral

anak..?

Pak Faris : betul itu… anak-anak zaman sekarangkan selalu mencontoh apa yang

mereka lihat… bila yang mereka tonton acara yang kurang mendidik,

yaa… beginilah jadinya…. (Pak Faris sambil menunjuk anak-anak muda

yang lagi kumpul di depan rumahnya.). cara mereka berpakaian sudah

banyak meniru artis-artis yang ada di tv.

Penulis : Kalo menurut ibu, apa yang mempengaruhi mereka sehingga mereka bisa

seperti itu.

Bu Lia : Anak zaman sekarang susah diatur… kalo dibilangin,,! Ada aja

alasannya…

Penulis : Alasan seperti apa yang mereka katakana bu..?

Bu Lia : yang inilah.. yang itulah… pokoknya banyak aja jawabannya.. kalo

dibilangin, alasannya “zaman udah berubah mak…” (Bu Lia menirukan

seperti jawaban anaknya)

Penulis : Jadi.. menurut ibu.. apa akibatnya bagi anak-anak muda sekarang…?

Bu Lia : Akibatnya ya… macam sekarang inilah.. gaya-gaya mereka sekarang

udah jauh menyimpang dari ajaran agama..?

Penulis : Menyimpang bagaimana maksudnya bu…?

Bu Lia : ya… kita lihat tu..tu.. (agak bingung Bu Lia lalu sambil menunjuk gadis

yang baru saja lewat dihadapan kami). Pakaiannya aja lihat.. macam artis

sinetron Hollywood.. kalo mereka contoh trendi pakaian muslim tak apa..

Penulis : Kalo menurut bapak gimana…?

Pak Faris : Menurut saya sih.. karena anak sekarang lebih agresif dalam mengambil

kebijakan terhadap dirinya, ya tergantung orang tuanya aja lagi… kalo

orang tuanya bisa memfilter kelakuan anaknya.. ya semua ini tak akan

terjadi.

Penulis : Jadi menurut bapak dan ibu, kuncinya adalah orang tua ya pak.. bu..?

Pak Faris : Jelas itu… semua tergantung orang tuanya…

Penulis : ohhhh… begitu ya pak… Terima kasih ya pak…. Bu…. Atas

wawancaranya…..

Begitulah pendapat Pak Faris dan Bu Lia tentang pengaruh televisi terhadap anak. Sebagai ayah dan ibu yang baik, mereka selalu mengontrol tontonan anak-anaknya sejak dini. Karena menurut mereka, televisi tidak hanya mendatangkan dampak yang positif bagi ilmu pengetahuan anak, tapi juga banyak dampak negatifnya bagi moral dan sikap anak.